Recent Posts

Minggu, 06 Maret 2016

0 komentar

SOFTSKILL: ILMU BUDAYA DASAR (Tugas 1)

ILMU BUDAYA DASAR

I.                  PENDAHULUAN
Dalam antropologi, yang meneliti dan menganalisa berbagai cara hidup manusia dan berbagai system tindakan manusia, aspek belajar merupakan aspek pokok. Karena itu dalam memberi batasan kepada konsep “kebudayaan”, antropologi seringkali sangat berbeda dengan berbagai ilmu lain. Arti “kebudayaan” dalam bahasa sehari-hari pun umumnya terbatas pada segala sesuatu yang indah, misalnya candi, tarian, seni rupa, seni suara, kesastraan, dan filsafat.
Menurut antropologi, “Kebudayaan adalah seluruh sistem gagasan dan rasa, tindakan, serta karya yang dihasilkan manusia dalam kehidupan bermasyarakat, yang dijadikan miliknya dengan belajar”.
Maka dari itu, Keragaman yang terjadi pada diri setiap manusia adalah suatu kenyataan, karena manusia merupakan makhluk pribadi/individu dan makhluk sosial yang memiliki perbedaan dengan manusia lainnya. Perbedaan inilah yang melahirkan keragaman, seperti perbedaan suku, ras, golongan, agama/kepercayaan, dan lain sebagainya.
Pada tulisan ini, kita akan menganalisa perbedaan budaya  Jawa Timur dengan Sumatra Barat. Dari provinsi tersebut sudah terlihat jelas, pasti banyak perbedaan dalam budaya masing-masing, seperti Rumah Adat, Pakaian Adat, Adat yang dipakai saat perkawinan, Bahasa yang dipakai dan masih banyak lagi.


II.                  TEORI
a.      Kebudayaan
Istilah “Kebudayaan” dan “Culture”, kata “kebudayaan” berasal dari kata sanskerta buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari budhi yang berarti “budi” atau “kekal”. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bias diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai “kultur” dalam bahasa Indonesia.
Pendapat lain mengatakan, bahwa kata budaya adalah sebagai suatu perkembangan dari kata majemuk budidaya, yang berarti daya dan budi. Karena itu mereka membedakan antara budaya dan kebudayaan. Budaya adalah daya dari budi yang berupa karsa dan rasa; dan kebudayaan adalah hasil dari cipta, karsa dan rasa tersebut.
Kebudayaan mempunyai 4 wujud yaitu, (1) Artifacts, atau benda-benda fisik; (2) Lingkaran berikutnya (dan tentunya lebih kecil) melambangkan kebudayaan sebagai sistem tingkah laku dan tindakan yang berpola; (3) Lingkaran yang berikutnya lagi (dua lebih kecil daripada kedua lingkaran yang berada disebelah “luar-nya”, melambangkan kebudayaan sebagai sistem gagasan; (4) Lingkaran hitam yang letaknya paling dalam.
Kebudayaan juga mempunya unsur-unsur, yaitu (1) Bahasa; (2) Sistem pengetahuan; (3) Organisasi sosial; (4) Sistem peralatan hidup dan teknologi; (5) Sistem mata pencaharian hidup; (6) Sistem religi; (7) Kesenian.

 b.      Kebudayaan  Jawa
Budaya Jawa adalah budaya yang berasal dari Jawa dan dianut oleh masyarakat Jawa khususnya di Jawa Tengah, DIY dan Jawa Timur. Budaya Jawa secara garis besar dapat dibagi menjadi 3 yaitu budaya Banyumasan, budaya Jawa Tengah-DIY dan budaya Jawa Timur.

c.      Kebudayaan Sumatra
Sumatera Barat adalah salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di pulau Sumatera dengan Padang sebagai ibu kotanya. Sesuai dengan namanya, wilayah provinsi ini menempati sepanjang pesisir barat Sumatera bagian tengah dan sejumlah pulau dilepas pantainya seperti Kepulauan Mentawai dan berbatasan dengan empat provinsi, yakni Sumatera Utara, Riau, Jambi, dan Bengkulu.

III.                  ANALISIS
Disini kita akan membahas langsung perbedaan budaya antara Budaya Jawa Timur dengan Budaya Sumatra Barat seperti perbedaan dalam Bahasa, perbedaan dalam Kepercayaan, dan perbedaan dalam Sistem Perkawinan.

a.      Bahasa
Ø  Bahasa Jawa
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi yang berlaku secara nasional, namun demikian Bahasa Jawa dituturkan oleh sebagian besar Suku Jawa. Bahasa Jawa yang dituturkandi Jawa Timur memiliki beberapa dialek/logat. Di daerah Mataraman (eks- Karesidenan Madiun dan Kediri), Bahasa Jawa yang dituturkan hampir sama dengan Bahasa Jawa Tengahan (Bahasa JawaSolo-an). Di daerah pesisir utara bagian barat (Tuban dan Bojonegoro), dialek Bahasa Jawa yang dituturkan mirip dengan yang dituturkan di daerah Blora-Rembang di Jawa Tengah.  Dialek Bahasa Jawa di bagian tengah dan timur dikenal dengan Bahasa Jawa Timuran, yang dianggap bukan Bahasa Jawa baku. 

Ø  Bahasa Minangkabau
Bahasa Minangkabau (bahasa Minang: baso Minang) adalah salah satu bahasa dari rumpun bahasa Melayu yang dituturkan oleh Orang Minangkabau.  Bahasa Minang dihipotesiskan sebagai bahasa Melayik, seperti halnya Bahasa Banjar, Bahasa Betawi, dan Bahasa Iban. Bahasa Minang memiliki banyak dialek, bahkan antarkampung yang dipisahkan oleh sungai sekali pun dapat mempunyai dialek yang berbeda. Perbedaan yang sangat menonjol adalah dialek yang dituturkan di Pesisir Selatan, Sumatera Barat dan dialek di Mukomuko, Bengkulu.

a.      Agama/Kepercayaan
Ø  Kepercayaan Jawa
Suku Jawa umumnya menganut agama Islam, sebagian menganut agama Kristen dan Katolik, dan ada pula yang menganut Hindu dan Buddha. Sebagian orang Jawa juga masih memegang teguh kepercayaan Kejawen. Agama Islam sangatlah kuat dalam memberi pengaruh pada Suku Madura. Suku Osing umumnya beragama Islam. Sedangkan Suku Tengger menganut agama Hindu.

Ø  Kepercayaan Sumatra
Islam adalah agama mayoritas yang dipeluk oleh sekitar 98% penduduk Sumatera Barat. Selain itu ada juga yang beragama Kristen terutama di kepulauan Mentawai sekitar 1,6%, Buddha sekitar 0,26%, dan Hindu sekitar 0,01%, yang dianut oleh masyarakat pendatang.
Berbagai tempat ibadah, yang didominasi oleh masjid dan musala, dapat dijumpai di setiap kabupaten dan kota di Sumatera Barat. Masjid terbesar adalah Masjid Raya Sumatera Barat di Padang. Sedangkan masjid tertua diantaranya adalah Masjid Raya Ganting di Padang dan Masjid Tuo Kayu Jao di kabupaten Solok. Arsitektur khas Minangkabau mendominasi baik bentuk masjid maupun musala. Masjid Raya Sumatera Barat memiliki bangunan berbentuk gonjong, dihiasi ukiran Minang sekaligus kaligrafi. Ada juga masjid dengan atap yang terdiri dari beberapa tingkatan yang makin ke atas makin kecil dan sedikit cekung.

b.      Sistem Perkawinan (Adat Istiadat)
Ø  Sistem Perkawinan Jawa
Penduduk Jawa Timur umumnya menganut sistem perkawinan monogami. Sebelum dilakukan proses lamaran, pihak laki – laki menanyakan si gadis apakah dia sudah memiliki calon suami. Setelah itu barulah paningset (lamaran) dan acara pingitan (mempelai wanita tidak boleh keluar rumah atau tidak boleh bertemu dengan calon mempelai pria). Sebelum acara perkawinan, didahului dengan acara temu atau kepanggeh. Acara ini dimaksudkan untuk menentukan tanggal baik untuk menikah dan resepsi dari kedua belah pihak. Setelah tanggal ditentukan kemudian dilanjutkan dengan acara Siraman di kediaman pihak perempuan. Selanjutnya diselenggarakan Malam Midodarenan yaitu malam dimana sebelum dipertemukan dengan calon mempelai pria. Setelah acara-acara sebelumnya sudah diselenggarakan maka tibalah pada acara resepsi pernikahan.

Ø   Sistem Perkawinan Sumatera
Acara pertama yaitu acara meminang (keluarga laki-laki mendatangi kediaman keluarga perempuan untuk menentukan tanggal baik untuk pernikahan dan resepsi). Selanjutnya sebelum acara pernikahan pihak wanita menyelenggarakan Malam Bainai setelah acara malam bainai, keluarga perempuan datang ke kediaman pihak laki-laki untuk acara manjampuik (keluarga perempuan menjemput calon mempelai pria untuk acara pernikahan).

IV.                  DAFTAR PUSTAKA

[1]   Juliardi, Budi. 2014. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Bandung: Alfabeta.
[2]   Koentjaraningrat. 2015. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka
  Cipta.
[3]   Syukri, Muhammad. 2015. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Jakarta:     
  RajaGrafindo Persada.
[4]   Tri, Joko. 2013. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Rineka Cipta
( Label: ) Read more
Best viewed on firefox 5+
Maintained by Ingrid Catharina. Diberdayakan oleh Blogger.

Translate

Pageviews

Copyright © Design by Ingrid Catharina
Merci de votre Visite :)