Recent Posts

Minggu, 22 Januari 2017

0 komentar

Tugas 2 Softskill Ilmu Sosial Dasar (ISD)

TUGAS 2
Analisis bagaimana penerapan pemanfaatan Teknologi di perusahaan/organisasi/instansi
-          Bagaimana manfaat yang dirasakan oleh masyarakat yang menikmati teknologi tersebut
-          Bagaimana manfaat yang dirasakan oleh perusahaan itu sendiri


Pada awalnya dunia perbankan hanya sebagai jasa tempat penukaran uang  yang saat ini dikenal sebagai kegiatan simpanan (tabungan). Kemudian berkembang lagi sebagai tempat peminjaman uang. Awal kegiatan perbankan dimulai dari zaman babylonia kemudian terus berkembang sampai ke daratan eropa. dan akhirnya berkembang sampai ke asia barat yang di bawa para pedagang eroppa, dan terus berkembang hingga kegiatan perbankan ini menyebar ke seluruh dunia, terutama daerah jajahan eropa. Dalam hal ini, bank bukan hanya sebagai tempat penukaran, penitipan, maupun peminjaman uang. Saat ini bank berkembang menjadi lebih  besar lagi bahkan sekarang ini mempengaruhi ekonomi masyarakat dalam tingkat nasional maupun dalam tingkat internasional. dalam skala yangsangat besar ini tentu bank sangat membutuhkan teknologi informasi untuk pengelolaanya karena bank sudah mencakup lingkup yang sangat besar hingga dunia internasional. penggunaan teknologi informasi dalam bidang perbankan diharapkan dapat mempermudah pihak bank maupun pengguna jasa bank.
Semakin majunya teknologi di dunia transaksi perbankanpun mulai mengunakan teknologi berbasis komputer untuk mempermudah transaksi dengan nasabah. Semula melayani nasabah dengan harus bertemu atau nasabah datang ke cabang-cabang bank yang disediakan oleh bank yang digunakan untuk menabung atau infertasi menjadi lebih mudah karena bank mulai mengunakan teknologi berbasis komputer dan sekarang sudah bisa mengakses lewat internet bahkan dengan handphone semisal SMS sudah banyak diterapkan bank.
Dalam dunia perbankan Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah diterapkannya transaksi perbankan lewat internet atau dikenal dengan Internet Banking. Beberapa transaksi yang dapat dilakukan melalui Internet Banking antara lain transfer uang, pengecekan saldo, pemindahbukuan, pembayaran tagihan, dan informasi rekening. Dalam dunia perbankan, perkembangan teknologi informasi membuat para perusahaan mengubah strategi bisnis dengan menempatkan teknologi sebagai unsur utama dalam proses inovasi produk dan jasa seperti :
1.      Adanya transaksi berupa Transfer uang via mobile maupun via teller.
2.      Adanya ATM ( Auto Teller Machine ) pengambilan uang secara cash secara 24 jam.
3.      Penggunaan Database di bank-bank.
4.      Sinkronisasi data-data pada Kantor Cabang dengan Kantor Pusat Bank.
Dengan adanya jaringan komputer tersebut hubungan atau komunikasi bank dengan klien jadi lebih hemat, efisien dan cepat. Contohnya : email, teleconference. Sedangkan di rumah dapat berkomunikasi dengan pengguna lain untuk menjalin silaturahmi (chatting), dan sebagai hiburan dapat digunakan untuk bermain game online, sharing file. Apabila mempunyai lebih dari satu komputer, bisa terhubung dengan internet melalui satu jaringan. Contohnya seperti di warnet atau rumah yang memiliki banyak kamar dan terdapat setiap komputer di dalamnya.
Pada dunia perbankan, perkembangan teknologi informasi membuat para perusahaan mengubah strategi bisnis dengan menempatkan teknologi sebagai unsur utama dalam proses inovasi produk dan jasa. Seperti halnya pelayanan electronic transaction (e-banking) melalui ATM, phone banking dan Internet Banking misalnya, merupakan bentuk-bentuk baru dari pelayanan bank yang mengubah pelayanan transaksi manual menjadi pelayanan transaksi yang berdasarkan teknologi.
Berkat kemajuan teknologi di bidang elektronika, komputer mulai berkembang pesat dan semakin dirasakan manfaatnya dalam kehidupan kita. Saat ini komputer sudah menjamur dimana-mana. Bahkan dalam perbankan itu sendiri sangat memerlukan komputer untuk berbagai transaksi, penghitungan kas keluar masuknya uang dalam perbankan, dan mempermudah berbagai akses ke berbagai relasi.
Jenis produk atau layanan yang ditawarkan dalam sistem teknologi informasi dalam perbankan antara lain :
1.      Tabungan.
2.      Deposito.
3.      Giro.
4.      Kartu Debit.
5.      Kartu Kredit.
6.      Perdagangan Bank Notes, Valas, dsb (Trade Finance).

Proses dan jenis  transaksi
Jenis transaski sudah beragam baik menggunakan Kartu Debit maupun Kartu Kredit yang memanfaatkan jaringan ATM atau Debit Access Transaction umumnya di Cashier yang berlokasi di gerai, outlet tempat-tempat perbelanjaan. Sebagai gambaran BRI dengan 1050 kantor online-nya, dilengkapi 4.000 ATM yang mempunyai fungsionalitas memadai, dapat menghandle dengan baik 9,2 juta nasabahnya.
Dengan jumlah transaksi per hari 4,4 juta. Dari jumlah transksi tersebut rata-rata 971.000 transaski dilakukan melalui ATM. Sedangkan transaksi lainnya yang sudah lazim dilakukan meliputi:
1.      Mengecek saldo.
2.      Fasilitas Pembayaran: Pemindahbukuan dan Penarikan Tunai.
3.      Fasilitas untuk menerima Pembayaran (speed collect).
4.      Pembukaan dan pengecekan L/C.

Layanan On Line Banking
Seperti ungkapan futurolog teknologi Nicholas Negroponte bahwa dunia makin lama makin digital. Hal ini ditengarai oleh pesatnya perkembangan transaksi bisnis dan kegiatan non-bisnis yang makin beralih ke pemanfaatan komputer on-line. Dipicu oleh perkembangan Internet makin meningkatnya kemampuan hardware dan software dengan kecepatan tinggi dan penyebaran komputer makin menyadarkan nasabah bank akan berbagai kemudahan yang didapatkan dengan ketersediaan layanan On-line banking.
Saat ini standar layanan ritel banking kelas dunia seperti Chase Manhattan Bank, Bank Of America (BOA) bagi nasabahnya bukan saja menyediakan transakasi real-time, namun banyak lagi produk layanan berbasis on-line seperti:
1.      Packet S/W (Windows) gratis dan tak terbatas sebagai antisipasi memenangkan persaingan teller-less.
2.      Packet software keuangan (Quicken, MoneyOne, BankNow).
3.      Packet Entreprise Resourches Planning (ERP software) yang tentunya sangat dibutuhkan dalam mengelola bisnisnya.
Kesemua software bantuan tadi dapat diakses, berkat tersedianya portal khusus yang dimiliki oleh setiap Bank.

MANFAAT TEKNOLOGI
Teknologi saat ini seperti online banking sudah sangat marak penggunanya, internet banking bukan hanya menguntungkan bagi bank itu sendiri. Dengan internet banking yang marak penggunanya saat ini, sekarang nasabah bank tidak perlu datang bank untuk mengambil tabungan, menabung atau sekedar mengecek saldo mereka. Berbagai kemudahan yang di tawarkan oleh banking sekarang ini sudah dapat di manfaatkn oleh sebagian besar nasabah karena saat ini teknologi iformasi sudah dapat dinikmati oleh sebagian besar masyarakat baik dari golongan masyarakat yang berkelas atas hingga bawah. Selain kelebihan-kelebihan tersebut  yang ditawarkan oleh banking kelebihan lainya yaitu misalnya mentransfer uang ke rekening, membayar tagihan listrik, air, bahkan membeli pulsa secara internet, bahkan jual beli pun dapat dilakukan secara online. pelanggan atau nasabah dapat membeli sesuatu hanya dengan mengakses internet dan menggunakan internet banking dari bank masing-masing.  internet banking sekarang juga menawarkan kartu kredit online, pinjaman personal dan akun tabungan dan semua itu dilakukan secara online. Selain nasabah pihak bank sendiri juga diuntungkan bank akan lebih praktis dalam melayani nasabah dalam melakukan transaksi karena jika nasabah melakukan transaksi dengan menggunakan fasilitas online banking maka teller bank tidak perlu melayani nasabah secara manual. sehingga ini memudahkan teller dengan jumlah nasabah yang datang langsung ke bank akan berkurang dan ini akan membuat bank mendapatkan keuntungan yang lebih. Sehingga kesimpulanya semakin banyak nasabah yang menggunakan online banking maka keuntungan yang di dapat oleh bank akan semakin bertambah besar. Pada akhirnya jika pihak bank mendapat keuntungan maka bisa saja bank menawarkan tingkat suku bunga yang lebih tinggi sehingga kembali dapat menguntungkan pelanggan. Menilai dari popularitas yang sekarang online banking akan terus populer  dan digunakan di masa yang akan datang, individual dan pelaku bisnis yang sebelumnya menolak untuk mengadosi online banking sebagai alat komersial, sekarang tidak akan mempunyai banyak pilihan lagi. Kecepatan dalam mengakses online dapat mengalahkan metide tradisinal sepenuhnya. Salah satu pengguna online banking dimasa yang akan datang, menurut Bank of American harus menyediakan kesempatan untuk mengembangkan perbankan didalam cara-cara inovatif yang mengutamakan kecenderungan kelakuan pelanggan atau nasabah, pilihan yang ada dan tren. Ide-ide baru yang dikembangkan harus menerapkan teknologi yang mengungkap wawasan yang mencakup skala sosial dan fisik yang luas dari interaksi dengan pelanggan secara individu menuju kepada transaksi secara global. Perlu dilakukan riset guna menemukan inovasi untuk mengubah dunia perbankkan secara menyeluruh.
Beberapa manfaat atau fungsi sistem informasi antara lain adalah sebagai berikut:
1.      Meningkatkan aksesibilitas data yang tersaji secara tepat waktu dan akurat bagi para pemakai, tanpa mengharuskan adanya prantara sistem informasi.
2.      Menjamin tersedianya kualitas dan keterampilan dalam memanfaatkan sistem informasi secara kritis.
3.      Mengembangkan proses perencanaan yang efektif.
4.      Mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan akan keterampilan pendukung sistem informasi.
5.      Menetapkan investasi yang akan diarahkan pada sistem informasi.
6.      Mengantisipasi dan memahami konsekuensi-konsekuensi ekonomis dari sistem informasi dan teknologi baru.
7.      Memperbaiki produktivitas dalam aplikasi pengembangan dan pemeliharaan sistem.

8.      Mempermudah dalam bertransaksi.
( Label: ) Read more
0 komentar

Tugas 1 Softskill Ilmu Sosial Dasar (ISD)

Prasangka adalah Sikap yang negatif terhadap sesuatu tanpa ada alasan yang mendasar atas pribadi tersebut. Sedangkan Diskriminasi adalah Pembedaan perlakuan terhadap sesama warga negara ( berdasarkan warna kulit, golongan, suku, ekonomi, agama, dsb). Prasangka dan diskriminasi berhubungan erat satu dengan yang lainnya karena pada teorinya prasangka bersumber pada satu sikap dan diskriminasi menunjuk pada satu sikap, prasangka dapat menjadi dasar dari diskriminasi, dan pada akhirnya mereka akan melakukan tindakan yang negatif.
Contoh prasangka adalah adanya persaingan antar individu secara berlebihan dalam suatu lingkungan, misalnya persaingan antar karyawan dalam suatu tempat kerja.Apabila muncul suatu sikap berprasangka dan diskriminatif terhadap kelompok sosial lain, atau terhadap suku bangsa , kelompok etnis tertentu, bisa jadi akan menimbulkan pertentangan-pertentangan yang lebih luas.
Suatu contoh : Beberapa peristiwa yang semula menyangkut berapa orang saja bisa menjadi luas dan melibatkan sejumlah orang, misalnya akibat berebut pacar antar geng motor bisa menyebabkan kerusuhan dan meresahkan orang lain. Praktek Diskriminasi etnik yang terjadi pada kerusuhan pada masa Orde Baru Mei 1998 yang lalu di Jakarta juga merupakan Representasi paling nyata adanya prasangka terhadap minoritas, khususnya etnis China terjadi pada Mei 1998. saat itu harta mereka di jarah, anak perempuan di perkosa dan rumah serta pertokoan mereka di bakar habis.
Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi dan mencegah timbulnya prasangka, yaitu:
1      Melalukan kontak langsung
2      Mengajarkan pada anak untuk tidak membenci
3      Mengoptimalkan peran orang tua, guru, individu dewasa yang dianggap penting oleh   anak dan media massa untuk membentuk sikap menyukai atau tidak menyukai melalui contoh perilaku yang ditunjukkan (reinforcement positive).

4      Menyadarkan individu untuk belajar membuat perbedaan tentang individu lain, yaitu belajar mengenal dan memahami individu lain berdasarkan karakteristiknya yang unik, tidak hanya berdasarkan keanggotaan individu tersebut dalam kelompok tertentu. Menurut Worchel dan kawan-kawan (2000), upaya tersebut akan lebih efektif jika dibarengi dengan kebijakan pemerintah melalui penerapan hukum yang menjunjung tinggi adanya persamaan hak dan pemberian sanksi pada tindakan diskriminasi baik berdasarkan ras, suku, agama, jenis kelamin, usia, dan faktor faktor lainnya.
( Label: ) Read more

Minggu, 04 Desember 2016

0 komentar

Tugas Softskill 4 Ilmu Sosial Dasar (ISD)

NEGARA DAN WARGA NEGARA
         
          1.  APAKAH SAAT INI TUJUAN NKRI SUDAH TERWUJUD ? BERIKAN TANGGAPAN! 
Menurut tanggapan saya Belum Terwujud. Mengapa? Karena melihat keadaan Indonesia sekarang, dan kembali lagi kita melihat pada UUD 1945 Hal tersebut dapat dikatakan dan dilihat dari bukti masih tingginya jumlah pengangguran, banyak penduduk yang memiliki rumah masih sedikit, masih banyak orang yang tidak mampu, dan kesenjangan social. Perlindungan, kesejahteraan, dan ketertiban bagi seluruh warga Indonesia dapat terlihat pencapaiannya apabila tidak lagi kita temui gelandangan dan pengemis yang berkeliaran di jalan, orang yang hidup diantara tumpukan sampah dan bernaung dibawah jembatan, angka kriminalitas juga akan turun dan seterusnya. Oleh karena itu, berdasarkan hal-hal tersebut, saya tidak bisa mengatakan bahwa tujuan negara sesuai dengan yang didalam pembukaan UUD 1945 tersebut sudah terwujud, karena perlu waktu yang cukup lama untuk Indonesia yang lebih maju dan bisa bangkit membangun sesuai denga tujuan yang dicita-citakan negara tersebut. Terlebih lagi seiring dengan berjalannya waktu, tentu akan semakin banyak pula segala kebutuhan dan pembangunan untuk kedepan nya.

         2.      APAKAH WAJIB MILITER PERLU DIADAKAN DI INDONESIA? ALASAN!

Wajib militer atau wamil adalah kewajiban bagi seorang warga negara terutama pria usia 18 hingga 27 tahun, untuk mengangkat senjata dan mengikuti pendidikan militer. Selain sebagai upaya bela negara, wamil diadakan untuk meningkatkan kedisiplinan, ketangguhan dan kemandirian warga negara tersebut. Meskipun wamil biasanya hanya diikuti oleh pria, namun Korea Utara, Suriname dan Israel juga mengharuskan wanita mengikuti wamil.
Jika Indonesia diadakan wajib militer maka aka nada sisi baik dan sisi buruk untuk bangsa Indonesia, yaitu:
-          Sisi Positif
      a.       Negara Indonesia akan memiliki warga yang siap untuk menghadapi tantangan.
      b.      Indonesia akan menjadi Bangsa yang disegani
      c.       Mendidik dan mengembangkan pemuda-pemudi Indonesia yang memiliki sifat dan sikap disiplin.

                  -          Sisi Negatif
      a.       Secara psikologis Masyarakat Indonesia apabila dibiarkan pada kondisi terjepit akan melakukan kekerasan. 
      b.      Pembengkakan anggaran untuk sektor pertahanan dan keamanan 
      c.       Kekhawatiran akan adanya individu yang membentuk sayap militer yang berlawanan dengan ideologi pancasila.

    3. WUJUD DARI CINTA TANAH AIR , BAGAIMANA YANG AKAN KALIAN LAKUKAN JIKA BERADA DILUAR NEGARA INDONESIA DAN BAGAIMANA MEMPERKENALKAN NEGARA KALIAN SENDIRI?

Wujud cinta Tanah Air dan saya terhadap Indonesia jika berada diluar Indonesia ,Bangga sebagai Warga Indonesia, Tidak akan melakukan perbuatan dan tindakan yang rnerugikan tanah air, Taat kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dan bagaimana cara kita memperkenalkan Negara kita, Mengenalkan adat istiadat budaya kepada dunia internasional melalui studi banding pelajar, Megenalkan budaya indonesia kepada dunia luar melalui TI, seperti facebook, twitter, blog, dan website, Mengoptimalkan keberadaan tempat wisata yang indah sehingga menarik minat warga dari negara asing untuk singgah di Indonesia, dan Mengadakan bazar atau pameran yang di selenggarakan di luar negeri agar produk dan hasil karya khas anak negeri bisa Go Internasional.
( Label: ) Read more

Rabu, 02 November 2016

0 komentar

Tugas Softskill 3 Ilmu Sosial Dasar (ISD)

TUGAS  :


Membuat tulisan yang menggambarkan dan mendeskripsikan ide atau gagasan kalian sebagai pemuda yang akan membangun suatu desa tertentu, khususnya dalam bidang pembangunan. Gagasan atau ide tersebut di deskripsikan secara rinci, desa apa yang akan dibangun, gagasannya apa, hal apa saja yang perlu dilakukan, seperti apa dijalankannya nanti. Boleh ditambahkan dengan inspirasi gagasan tersebut darimana. Misalnya di negara mana, bagaimana gagasan atau ide tersebut berjalan, boleh disertakan gambar-gambar yang mendukung.


            Pada desa-desa terpencil yang jauh dari peradaban kota, terdapat desa yang masih terpuruk dalam ekonomi. Solusi yang bisa didapat yaitu menyediakan lapangan kerja untuk masyarakat desa selain menjadi petani. Contoh solusinya adalah dengan membuat komunitas kreatif anyaman bambu di desa daerah Pati, Jawa Tengah. Demi memperkuat akselerasi pemberdayaan masyarakat desa dengan mengembangkan komunitas-komunitas masyarakat desa yang aktif dan kreatf agar lebih produktif.
            Keberadaan komunitas-komunitas masyarakat desa sangat penting. Akan banyak ide atau gagasan kreatif yang munul melalui komunitas desa. Dalam komunitas desa akan ada unsur gotong royong dan kebersamaan yang kuat. Dengan adanya komunitas diharapkan banyak ide-ide yang lebih dari pembuatan komunitas anyaman bambu. Hasil dari komunitas anyaman bambu seperti tatakan piring, berbagai keranjang, dan kipas bambu. Hasil kerajinan bisa dijual dan bisa membantu ekonomi penduduk desa tersebut.

( Label: ) Read more

Minggu, 25 September 2016

0 komentar

Tugas Softskill 2 Ilmu Sosial Dasar (ISD)

KETERTINGGALAN DAERAH PEDALAMAN DAN PINGGIRAN KOTA

Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2010 – 2014 Pemerintah menetapkan setidaknya terdapat 183 jumlah kabupaten yang tergolong daerah tertinggal. Jumlah tersebut terdiri dari 149 kabupaten tertinggal, sebagai kabupaten yang masih berstatus tertinggal dari 199 daerah tertinggal pada tahun 2004- 2009 dan 34 kabupaten hasil pemekaran (Daerah Otonomi Baru). Dari jumlah tersebut sebanyak 128 kabupaten atau sekitar 62 % berada di wilayah kawasan timur Indonesia  (KTI).
Terlepas dari data tersebut, jika diuraikan secara mendetail, ketertinggalan suatu daerah lebih diakibatkan karena letaknya secara geografis relatif terpencil, sulit dijangkau dan jauh di pedalaman; (b) potensi sumber daya alam relatif kecil atau belum dikelola secara maksimal; (c) kuantitas sumber daya manusia relatif sedikit dengan kualitas yang relatif rendah; (d) kondisi infrastruktur sosial ekonomi kurang memadai; (e) kegiatan investasi dan produksi yang rendah; (f) dan beberapa daerah yang merupakan daerah perbatasan antar negara, rawan bencana alam dan rawan konflik, baik secara vertikal maupun horizontal.
Daerah pedalaman merupakan salah satu wujud dari ketertinggalan suatu daerah. Sudah menjadi hal yang biasa bagi masyarakat daerah pedalaman dengan kondisi yang serba terbatas. Berkaitan dengan infrastruktur jalan/transportasi misalnya, untuk berpergian ke tempat kerja (kebun, sawah, ladang, pantai), ke sekolah, ke pasar, dan ke rumah kerabat, berjalan kaki merupakan alternatif utama, selain bersepeda maupun menggunakan motor. Belum lagi jika harus berurusan ke ibukota kabupaten atau daerah lainnya, melewati daerah pegunungan, perbukitan, sungai atau jalanan setapak yang tak beraspal sudah merupakan lintasan keseharian mereka. Sedangkan berkaitan dengan fasilitas listrik/ penerangan, jangankan untuk bisa menikmati tontonan sinetron atau film layar lebar di TV, kelap kelip lampu di malam hari saja merupakan hal yang asing bagi sebagian besar dari mereka.
Fasilitas layanan umum, seperti pendidikan dan kesehatan juga demikian, kalaupun tersedia sekolah dan puskesmas pembantu (pustu)/ pos kesehatan desa (poskesdes) di sekitar mereka, namun sudah menjadi pemandangan yang lazim dijumpai bahwa keberadaan fasilitas tersebut hanya “formalitas” belaka, jauh dari kelayakan. Begitupula ketersediaan tenaga guru dan pelayan kesehatan (dokter/bidan), selain jumlahnya tidak sebanding dengan beban tugas yang harus mereka emban, peningkatan kompetensi dan kesejahteraan mereka pun, kurang mendapatkan perhatian.
Kondisi ini diperparah lagi dengan kondisi infrastruktur ekonomi, seperti pasar, terminal, dermaga/tambatan kapal yang memprihatinkan serta aktivitas investasi, produksi dan pemasaran yang kadang tidak berpihak kepada masyarakat pedalaman. Pasar dan infrastruktur ekonomi lainnya terkadang dibangun hanya berorientasi “proyek”, sehingga masyarakat sekitar tidak mendapatkan nilai tambah (impact dan benefit) atas keberadaan fasilitas-fasilitas tersebut. Aktivitas ekonomi juga demikian, karena keterisolasian dan kurangnya akses terhadap informasi, masyarakat pedalaman selaku pelaku ekonomi utama (petani/nelayan) terkadang hanya menjadi “barang mainan” para tengkulak yang seenaknya mempermainkan harga dan menggunakan kelebihan modalnya untuk menindas mereka.
Akibat dari semakin berlarutnya kondisi ini maka wajarlah kemudian urbanisasi menjadi sesuatu “tradisi” yang sulit dihindari, karena sebenarnya sudah menjadi kodrat manusia untuk tidak pernah puas, apalagi jika terus-menerus berada dalam posisi yang tidak menguntungkan. Masyarakat pedalaman juga memiliki hak yang sama dengan masyarakat Indonesia lainnya, yaitu mendapatkan penghidupan yang layak dan sejahtera, sehingga beradu nasib dengan masyarakat perkotaan merupakan hal yang pantas untuk mereka lakukan. Para ahli sosiologi secara garis besar menyatakan bahwa setidaknya terdapat dua faktor penyebab terjadinya urbanisasi, yaitu:
1.      Faktor penarik (Pull factors), yaitu kondisi perkotaan atau daya tarik daerah perkotaan yang mengakibatkan masyarakat pedalaman (desa) termotivasi untuk ke kota, diantaranya berupa:
-          Fasilitas Pendidikan, sekolah dan perguruan tinggi lebih baik dan berkualitas.
-          Kehidupan kota yang lebih modern
-          Sarana dan prasarana kota lebih lengkap
-          Banyak lapangan pekerjaan di kota.
2.      Faktor pendorong (Push factors), yaitu kondisi daerah pedalaman (desa) yang membuat masyarakat memilih untuk ke kota, diantaranya berupa:
-          Lahan pertanian semakin sempit.
-          Merasa tidak cocok dengan budaya tempat asalnya.
-          Menganggur, karena tidak banyak lapangan pekerjaan yang tersedia.
-          Terbatasnya sarana dan prasarana.
-          Diusir dari tempat asalnya.
-          Memiliki impian kuat menjadi orang kaya.
Dari dua faktor penyebab terjadinya urbanisasi diatas, dapat disimpulkan bahwa motif utama masyarakat pedalaman melakukan urbanisasi adalah faktor ekonomi/kemiskinan, kemudian didorong oleh faktor pendidikan. Selain itu, faktor kurangnya akses informasi juga memberikan andil terbesar dari terjadinya urbanisasi, karena tidak sedikit dari para migran melakukan urbanisasi akibat ketidaktahuannya atas kondisi perkotaan sebenarnya, sehingga hanya mengandalkan informasi dari kerabat, yang mana informasi-informasi tersebut terkadang tidak semuanya andal dan relevan dengan kebutuhan mereka.
Secara umum, berdasarkan data perkembangan migran pada tahun 1980 dan 1995, pada tahun 2009 silam, Biro Pusat Statistik (BPS) memproyeksikan bahwa dalam skala Indonesia secara keseluruhan, tingkat urbanisasi akan mencapai 68% pada tahun 2025. Sedangkan untuk beberapa provinsi, terutama provinsi di Jawa dan Bali, tingkat urbanisasinya diproyeksikan sudah lebih tinggi dari Indonesia secara total. Tingkat urbanisasi di empat provinsi di Jawa pada tahun 2025 diproyeksikan di atas 80 persen, yaitu di Jawa Barat, DI Yogyakarta, dan Banten. Sementara khusus untuk DKI Jakarta, tingkat urbanisasinya diproyeksikan telah mencapai 100%. Proyeksi tersebut tidaklah mengherankan, karena untuk DKI Jakarta saja, berkaitan dengan migrasi dari daerah perdesaan ke daerah perkotaan, walaupun jumlahnya berfluktuasi tiap tahunnya, lonjakan arus urbanisasi rata-rata per tahun mencapai 200.000-250.000 jiwa.
Kondisi ini tentunya mengakibatkan populasi masyarakat yang hidup di perkotaan akan semakin meningkat dan sebaliknya persentasi masyarakat yang hidup di pedesaan/pedalaman akan semakin menurun. Hal ini tentunya perlu diantisipasi sedini mungkin agar tidak terus berlanjut, karena walaupun disatu sisi urbanisasi telah terbukti dapat meningkatkan kesejahteraan sebagian masyarakat pedalaman, namun disisi lain, dalam kenyataannya sebagaimana peribahasa “Ingin Hati Memeluk Gunung, Tapi Apa Daya Tangan Tak Sampai” dan “Tak Ada Batang, Akarpun Jadi” menjadi sesuatu yang tak dapat dielakkan oleh sebagian besar para migran, sehingga yang terjadi adalah bukannya mendapatkan penghidupan layak, tetapi hanya menimbulkan masalah baru, yaitu terbentuknya daerah slum/slums, yang mayoritas dihuni oleh para migran yang tidak beruntung tersebut.
Daerah slum/slums itu sendiri secara garis besar merupakan daerah yang kumuh atau tidak beraturan yang terdapat di perkotaan, terutama di daerah pinggiran kota, dengan ciri-ciri antara lain : banyak dihuni oleh pengangguran, tingkat kejahatan/kriminalitas tinggi, demoralisasi tinggi, emosi warga tidak stabil, masyarakatnya mayoritas miskin dan berpenghasilan rendah, daya beli rendah, wilayahnya kotor, jorok, tidak sehat dan tidak beraturan, fasilitas publik sangat tidak memadai, kebanyakan bekerja sebagai pekerja kasar dan serabutan serta bangunan rumah kebanyakan gubuk dan rumah semi permanen, sehingga jika kondisinya demikian, hampir tidak ada perbedaan kondisi yang dialami oleh masyarakat pedalaman dan masyarakat pinggiran kota, yaitu pada umumnya mempunyai tingkat pendidikan, pengetahuan, dan keterampilan relatif rendah, yang mana berdampak pada kurangnya daya saing dan lambannya pertumbuhan ekonomi pada daerah-daerah tersebut.
Berdasarkan fenomena ini, menjadi suatu perkara yang sulit untuk membebebaskan daerah pedalaman dan pinggiran kota dari ketertinggalan. Karena selain realitasnya sudah demikian, mungkin juga dikarenakan beberapa pihak telah “sengaja” melakukan pembiaran atau “merekayasa” kondisi ini tetap seperti itu, berharap mengambil keuntungan pribadi atas ketertinggalan tersebut, atau mungkinkah ini merupakan bukti kegagalan pemerintah dan otonomi daerah di Indonesia selama ini?

Sumber:
https://andichairilfurqan.wordpress.com/tag/daerah-pedalaman/

( Label: ) Read more
Best viewed on firefox 5+
Maintained by Ingrid Catharina. Diberdayakan oleh Blogger.

Translate

Pageviews

Copyright © Design by Ingrid Catharina
Merci de votre Visite :)